Apa yang harus saya ketahui sebelum menikah?

persiapan pernikahan

Jawab Coach Deny Hen:

Banyak hal yang harus diketahui sebelum nikah, dan saya telah menuliskan 2 buku bagi Anda yang mempersiapkan pernikahan atau yang sudah menikah dan ingin memiliki pernikahan yang lebih baik, tentunya panjang kalau saya jelaskan semua di sini.

Namun demikian, berikut 5 hal yang termasuk paling penting untuk diketahui sebelum nikah:

Baca juga:Marriage Insight #5: Jangan Terlalu Cepat Memutuskan Untuk Menikah

  1. Kalau kamu nikah hanya karena ingin bahagia bersama pasanganmu, kamu akan menemukan kekecewaan. Masalahnya kebahagiaan kita seringkali adalah kebahagiaan yang egois. “Saya ingin bahagia bersamamu” menyenangkan untuk diucapkan waktu melamar sang gadis, namun menjadi sulit diucapkan setelah melewati masa-masa bulan madu pernikahan, khususnya setelah usia pernikahan 7 tahun ke atas, setelah segala kesulitan dan konflik terjadi. Pernahkah Anda berusaha untuk tidur saat susah tidur? Tentu kita tidak bisa mengusahakan untuk tidur, karena tidur bukanlah sesuatu yang bisa upayakan, tidur adalah sesuatu yang kita peroleh secara otomatis saat kita rileks. Demikian juga kebahagiaan dalam pernikahan. Itu bukan sesuatu yang bisa kita upayakan, tetapi adalah hal yang kita dapatkan secara otomatis saat kita menjalankan pernikahan kita dengan sehat.
  2. Kalau kamu ingin memiliki pernikahan yang sehat dan bahagia, nikahilah sahabatmu. Banyak yang bilang saran saya ini absurd. Tapi saya melakukannya dan pernikahan kami sungguh luar biasa! John Gottman yang meneliti lebih dari 3000 pasangan di USA menemukan bahwa kunci utama untuk pernikahan yang sehat dan langgeng, terletak pada persahabatan antara suami dan istri. Kabar baiknya bagi Anda yang sudah terlanjur menikah bukan dengan sahabat Anda (atau karena Anda tidak punya sahabat lawan jenis :)), Anda bisa kok mengusahakan persahabatan yang akrab dengan dekat dengan pasangan Anda. Sebagai bonus, Anda akan merasakan daya tarik yang lebih kuat secara seksual kepada istri/suami Anda yang akibatnya meningkatkan kuantitas dan kualitas hubungan intim Anda berdua!
  3. Jangan habiskan semua budget wedding Anda untuk pesta pernikahan dan bulan madu, sisakan budget wedding Anda untuk mengikuti sekolah pernikahan atau Marriage coaching/counseling. Karena pernikahan itu tidak mudah, Anda butuh banyak bantuan untuk dapat menikmati pernikahan yang sehat dan bahagia itu. Mungkin Anda pikir adalah buang-buang uang untuk belajar pernikahan atau mengikuti marriage coaching, namun coba pikirkan ironi berikut: banyak orang bersedia menggelontorkan uang jutaan hingga milyaran rupiah untuk 1 hari pesta pernikahan saja, tapi tidak mau mengeluarkan uang untuk mempersiapkan kehidupan pernikahan setelah 1 hari itu. Sebenarnya mana yang lebih penting, 1 hari H pernikahan, ataukah justru puluhan tahun setelahnya? Memikirkan hal ini melapangkan pikiran Anda dan melihat kelas pernikahan /marriage coaching sebagai investasi yang layak untuk Anda dan pasangan.
  4. Cinta sejati itu membutuhkan komitmen seumur hidup. Menurut Robert Sternberg, cinta itu terdiri dari passion, intimacy dan commitment. Tanpa komitmen, tidak ada cinta sejati, dan tidak ada yang aman dari suatu pernikahan. Komitmen berarti tetap memutuskan untuk mencintai dia, walaupun apapun yang terjadi dalam pernikahan Anda. Saat kita memberikan celah untuk memungkinkan terjadinya perceraian dalam pernikahan Anda, maka Anda akhirnya akan bercerai. Komitmenlah yang mengikat Anda berdua sehingga dalam kesulitan dan pergumulan dan godaan apa pun Anda tetap bersama. Carilah orang yang memang bersedia menjalani komitmen dengan Anda seumur hidupnya, dan sebaliknya miliki komitmen yang sama mulai sejak hari H Anda menikah.
  5. Tidak ada 1 pernikahan pun yang selingkuh-proof. Semua pernikahan rentan terhadap perselingkuhan. Tanpa pandang bulu siapa dia, orang biasa maupun rohaniawan. Istri atau suami kita bukanlah orang yang selalu menjadi yang terhebat, terganteng, terkaya, tercantik, terbijaksana, terbaik di seluruh dunia. Sekuat apa pun komitmen kita bersama pasangan, kita dan pasangan hanyalah manusia yang mudah terjatuh dalam dosa. Kita membutuhkan OKNUM lain yang di luar diri kita yang jauh melebihi kemampuan manusia yang dapat dipercaya dan diandalkan agar kita bertahan dalam pernikahan kita. Penelitian saya yang dibantu oleh ahli statistik dari UI menunjukkan bahwa ketaatan pasutri pada Tuhan, apa pun agamanya, adalah faktor penentu utama hubungan pernikahan yang memuaskan.

Bagaimana pendapat Anda?