Ahok dan Puput, Yay or Nay?

ahok dan puput, dokumen istimewa

5 Januari 2018, publik dikejutkan dengan adanya gugatan cerai dari Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama – BTP) kepada Veronika Tan. Hari ini, 24 Januari 2019 satu tahun setelah gugatan perceraian tersebut, Ahok bebas dari penjara. Publik penasaran dan antusias ingin mengetahui mengenai apakah benar kabar pernikahan Pak BTP dengan Bripda Puput (Puput Nastiti Devi) itu? Terutama mengingat kedua sejoli ini berbeda agama, suku, bahkan beda usia jauh (BUJ) hingga 31 tahun! Bagaimana pandangan saya sebagai Marriage Coach dalam hal ini, apakah baik atau buruk pernikahan mereka? Good or bad? Yay or nay?

Baca juga: Rumus Usia yang Pas untuk Pacaran

 

Usia Pacaran yang Terlalu Singkat

Dikatakan memang Pak Ahok bukan orang yang bertele-tele dalam urusan cinta. Ahok menikahi Vero pada 6 September 1997 tanpa melalui proses pacaran. Ia langsung melamar kepada orang tua Vero waktu itu. Ternyata hal yang sama terjadi kembali dengan Bripda Puput. Tanggal 15 Februari 2019 Ahok akan menikahi Puput, itu pun tanpa proses pacaran terlebih dahulu, langsung lamaran. Bahkan lamaran tersebut dilakukan dari dalam penjara di Mako Brimop.

marriage coaching

Saya selaku Marriage coach selalu menyarankan agar pasangan yang berpacaran tidak terlalu cepat memutuskan untuk menikah. Mengapa?

  1. Karena cinta membutuhkan waktu. Cinta bukan sekedar emosi perasaan, juga bukan sekedar keputusan. Cinta juga adalah keintiman dan persahabatan dengan pasangan. Keintiman dan persahabatan ini adalah unsur yang tidak bisa instan dalam cinta. Dibutuhkan waktu untuk menanam dan memelihara jalinan cinta yang terjadi di antara 2 sejoli. Disarankan setidaknya mengambil waktu 1 tahun berpacaran, mengenal lebih dekat pasangan kita sebelum kita mengambil keputusan untuk menikah.
  2. Karena kita butuh mengenal dengan mendalam pasangan kita sebelum memutuskan untuk menikah. Pernikahan itu untuk seumur hidup, supaya tidak salah pilih dan menyesal di kemudian hari, kenali bibit, bobot, bebet dari pasangan kita. Bukan hanya mengenal secara fisik saja, tetapi mengenal perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya, dan nilai-nilai hidup yang dianutnya.
  3. Karena proses saling beradaptasi dengan nilai-nilai hidup dan kebiasaan pasangan membutuhkan waktu. Proses saling mengenal juga diikuti oleh proses saling beradaptasi dengan nilai-nilai hidup dan kebiasaan dari pasangan kita. Terutama untuk pasangan yang beda agama, beda suku, beda usia jauh (beda generasi) nilai-nilai yang dianut pun tentunya berbeda, tradisi yang berbeda, pola pikir yang berbeda. Ini seperti lomba bakiak ketika acara 17-an, jika saya 40 tahun menggunakan bakiak dengan anak saya yang berusia 10 tahun, tentunya setidaknya harus latihan dulu sebentar supaya tidak jatuh.

 

Beda Usia Jauh (BUJ)

Saya sudah membahas panjang lebar mengenai tantangan menikahi seorang pria yang usianya jauh lebih tua pada post yang lain (baca di sini: 4 Tantangan Menikahi Pria yang Jauh Lebih Tua (seperti Bae Suzy dengan Lee Dong Wok). Namun singkatnya ada 4 tantangan yang harus diatasi:

  1. Pembicaraan negatif dari keluarga dan teman
  2. Perbedaan fase hidup yang memicu konflik
  3. Perbedaan stamina dan energi
  4. Tantangan kesehatan dan kematian yang datang lebih cepat

Keempat tantangan itu suka tidak suka dan mau tidak mau akan dihadapi sehingga Ahok dan Puput perlu mengetahui akan isu-isu tersebut dan bersiap menghadapinya apabila mereka memang ingin menikah dan mendapatkan pernikahan yang hebat.

 

Perbedaan SARA (Suku dan Agama)

Perbedaan SARA merupakan salah satu isu yang saya bahas dalam buku “10 Checklist Persiapan Diri untuk Menikah“.

Dalam era global saat ini memang seyogyanya perbedaan suku tidaklah seharusnya menjadi hambatan dan halangan bagi kedua pihak untuk menikah. Namun ternyata kenyataannya tidak sesederhana itu.

Pernikahan di Indonesia adalah penyatuan bukan hanya 2 orang (suami dan istri) tetapi juga kedua keluarga besar mereka, di mana keluarga besar mereka masing-masing memiliki juga budaya, nilai-nilai dan tradisi yang berbeda pula. Tidak jarang terjadi kesalahpahaman dan perasaan tersinggung hanya karena budaya suku yang berbeda.

Ini bukan berarti menolak adanya kawin campur antar ras dan suku di Indonesia. Namun mengingatkan bahwa perlu ada ekstra effort agar pernikahan beda suku bisa berjalan dengan sukses. Tentunya dimulai dengan sikap saling menghormati, dan keinginan keluarga besar masing-masing untuk saling menerima dan belajar perbedaan-perbedaan yang ada antar suku yang menikah.

10 checklist persiapan diri untuk menikah

Bagaimana halnya dengan perbedaan agama?

Nah yang ini beda. Perbedaan budaya (suku yang berbeda) merupakan perbedaan-perbedaan dalam kebiasaan yang pada umumnya tidak melanggar nilai norma dan keimanan seseorang. Hal ini membuat perbedaan suku jauh lebih mudah diatasi daripada perbedaan agama. Tetapi perbedaan agama, khususnya bagi pasangan yang keduanya adalah penganut yang taat, adalah salah satu sumber konflik yang tidak terpecahkan dalam pernikahan.

Prof. Jason Satterfield, seorang Profesor Psikologi Klinis dari University of California mengatakan bahwa perbedaan agama adalah salah satu konflik yang paling sering terjadi dalam hubungan antara suami dan istri.

Karena itu, perbedaan agama (terutama bagi pemeluk agama yang taat) adalah Nay untuk suatu pernikahan yang sehat. Dalam kasus Ahok dan Puput, mengingat Ahok selalu menunjukkan bahwa dirinya adalah pengikut Kristen yang taat, maka pindah agama bagi salah satu pihak mungkin bisa menjadi suatu solusi untuk mendapatkan pernikahan yang Yay. 

 

Kabar Terakhir Pernikahan Ahok dan Puput

Dari berbagai media massa hari ini, sepertinya kabar pernikahan Ahok dan Puput bukan sekedar kabar angin lagi, terutama karena berita ini bukan berasal dari mulut orang biasa, melainkan seorang Ketua DPRD DKI Jakarta yaitu Prasetio Edi Marsudi. Selain itu orang tua Puput ternyata sudah mengurus surat pengantar pernikahan ke kelurahan setempat (Tribun News).

Dikatakan lebih lanjut di Tribun News bahwa pernikahan yang akan dilangsungkan tanggal 15 Februari tersebut adalah pernikahan seagama. Nah, siapa yang akan pindah agama dalam kisah cinta Ahok dan Puput, kita tunggu saja tanggal mainnya.

 

Saya Deny Hen, mengucapkan semoga Pak Ahok dan Puput bisa menjalani kehidupan pernikahan yang hebat (the great marriage), dan menjadi teladan bagi para relawan dan pendukungnya. Salam Pembelajar!

Bagaimana pendapat Anda?