7 Jurus Jitu Mengatasi Pertengkaran Soal Uang dalam Rumah Tangga

uang sumber konflik pasutri

Berapa pun harta kekayaannya, uang adalah salah satu sebab utama pasangan bertengkar. Seperti kata orang:

Orang miskin bertengkar mengenai hari ini apakah bisa makan?

Orang menengah bertengkar mengenai nanti makan di mana?

Orang kaya bertengkar mengenai besok makan siapa?

Uang adalah penyebab utama pasangan bertengkar, demikian menurut Elisabeth Shaw, seorang psikolog dan Clinical Director of Relationships Australia (Blatchford, 2016). Uang juga adalah penyebab perceraian no. 4 terbanyak di Indonesia.

Baca juga: “MISS BEO” Sumber Konflik Suami Istri

Salah satu masalah utama yang berhubungan dengan uang adalah apabila salah satu dari pasangan selalu merasa tidak cukup dengan penghasilan yang dimiliki, dan kemudian mulailah ia menyalahkan pasangannya sebagai penyebabnya. Istri mungkin menyalahkan suami yang dianggap nggak becus mencari uang, sedangkan suami dapat menyalahkan istri karena tidak bijak mengatur keuangan.

Pertengkaran yang sering terjadi adalah masalah menyimpan atau menggunakan uang. Suami merasa harus berhemat, tetapi istri sering belanja, atau sebaliknya. Istri melihat kebutuhan anak, tetapi suaminya sering makan mewah di luar. Uang memang sumber daya penting yang terbatas, dan setiap orang mempunyai cara dan patokannya sendiri dalam menyimpan dan membelanjakan uang.

Selain itu tiap orang mempunyai kategori mahal sendiri. Baju Rp 200.000,- mungkin dianggap mahal oleh sebagian pria. Tetapi koleksi figurin Spiderman seharga Rp 1.000.000,- mungkin dianggap murah oleh orang yang sama.

Konflik tentang uang umumnya akan lebih sering terjadi jikalau suami dan istri masing-masing memperoleh dan menyimpan uangnya di kotaknya sendiri. Karena kotak uangnya tidak disatukan, maka terkadang suami dan istri tidak saling terbuka akan berapa pendapatannya tiap bulan. Ini menimbulkan prasangka, sikap iri karena salah satu mampu membeli barang yang mahal misalnya, lalu berantem masalah kebutuhan anak pakai uang siapa?

7 Jurus Jitu Mengatasi Konflik Mengenai Keuangan Keluarga

  1. Bersyukur dan mencukupkan diri. Kapan Cukup itu Benar-Benar Cukup? Definisi cukup itu sangat subjektif, karena manusia cenderung tidak pernah cukup dengan apa yang dimilikinya. Masalahnya manusia sangat suka dengan kenyamanan, dan saat ini ada 1001 barang maupun layanan yang diciptakan untuk bisa membuat manusia lebih nyaman. Contohnya, untuk masalah makan saja, kita bisa memilih makanan dari yang 10 ribu yang enak, tapi juga bisa hingga 2 juta rupiah per porsi yang rasanya juga enak. Kita akan terus berusaha semaksimal kita mencapai tingkat kenyamanan yang bisa kita raih dengan penghasilan kita, atau bahkan yang melebihi penghasilan kita.

Dulu kita nyaman menggunakan kasur busa, tapi setelah punya uang kita akan membeli kasur pegas, sekarang setelah kita kaya mungkin tidak bisa tidur di kasur selain kasur memory foam. Kita menganggap bahwa tidur di kasur memory foam baru merupakan tidur yang “cukup” bagi kita. Kita akan terus menaikkan standar hidup kita berdasarkan kemampuan maupun pergaulan sosial kita.

Maka tepatlah pepatah kuno yang bijaksana yang mengatakan, “Cukupkanlah dirimu dengan segala apa yang ada padamu”. Ini memungkinkan jalan bagi kita untuk benar-benar merasa “cukup”.

  1. Simpan di kotak yang sama. Idealnya, suami dan istri yang sama-sama mempunyai penghasilan, mengesampingkan kepemilikan pribadi akan penghasilan mereka dan mulai menaruh semua penghasilan itu di kotak yang sama, sebagai penghasilan keluarga. Ini membuat keuangan keluarga dapat direncanakan bersama, dan uang siapa pun yang digunakan bukanlah lagi uang suami atau uang istri, tetapi uang keluarga.
  2. Diskusikan gaya pengaturan keuangan Anda. Setiap orang mempunyai gaya pengaturan keuangan sendiri yang mungkin berbeda dengan pasangannya. Karena itu perlu membuat kesepakatan bersama akan cara pengaturan uang keluarga dalam 4 hal yaitu SBDISimpan Belanja Donasi Investasi. Ini akan membuat kejelasan dalam penggunaan uang.
  3. Membuat budget. Agar pemanfaatan uang keluarga terkendali, Anda berdua wajib membuat budgeting. Rencanakan setiap pengeluaran tiap bulan, tiap tahun. Ada pengeluaran rutin, ada non rutin, juga ada pengeluaran yang wajib dan ada pengeluaran yang sifatnya tidak wajib. Buatlah pos-pos pengeluaran, seperti makan, kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sekolah anak, pakaian, pengeluaran rumah tangga rutin (Listrik, air, service charge, dll), kesehatan, hiburan, sosial, tidak terduga, transportasi, tabungan, investasi maupun persembahan/amal dan lain-lain.
  4. Merencanakan pengeluaran besar bersama. Pengeluaran besar sebaiknya diputuskan bersama. Misalnya membeli kendaraan, rumah, atau liburan/naik haji. Dengan demikian suami dan istri sama-sama merasa memiliki barang yang diputuskan bersama tersebut.
  5. Miliki kotak uang saku masing-masing. Penghasilan yang disatukan dalam kotak uang keluarga, bukan berarti kita tidak lagi mempunyai kebebasan untuk bisa membeli hal yang kita ingini. Apabila keuangan keluarga memungkinkan, sebaiknya suami dan istri masing-masing mempunyai kotak kecil masing-masing untuk uang “saku” yang boleh bebas dipergunakan sekehendak hatinya sendiri. Besarnya uang saku dapat ditentukan bersama untuk setiap orang.
  6. Selesaikan hutang. Hutang ternyata juga merupakan sumber konflik dalam keluarga. Hutang dapat membuat keuangan keluarga terganggu, terutama bila kita sudah menjalani hidup gali lubang tutup lubang. Segera kendalikan pengeluaran Anda menggunakan budgeting yang ketat, lalu rencanakan jangka waktu tertentu yang realistis untuk sesegera mungkin menyelesaikan hutang Anda. Menurut standar bank, besarnya cicilan hutang yang sehat adalah maksimal sebesar 30% dari penghasilan Anda perbulan.

 

Demikianlah 7 jurus yang sangat berguna untuk mengatasi konflik soal uang di dalam rumah tangga.

Investasi dalam saham itu menguntungkan, tapi investasi dalam pernikahan itu membahagiakan

Saya Deny Hen, salam pembelajar!

 

NB: Artikel ini merupakan cuplikan tulisan mengenai MISSBEO, 7 sumber konflik pasutri dalam buku The Great Marriage. Anda dapat membeli buku tersebut di official store kami di Tokopedia, atau mengikuti recording webinarnya melalui halaman ini: “MISS BEO” Sumber Konflik Suami Istri

Bagaimana pendapat Anda?