5 Tips Hidup Damai untuk Alpha Wife dan Suaminya

power struggle alpha wife

Pada artikel sebelumnya, saya sudah menjelaskan bagaimana seorang istri yang pada dasarnya bukan alpha female kemudian menjadi alpha wife dalam pernikahan. Nah, kemudian bagaimana jika sudah terlanjur terbentuk demikian? Apakah tidak ada jalan untuk hidup damai dalam rumah tangga dengan istri seorang Alpha Wife?

Tentu TIDAK! Saya akan mencoba memaparkan 5 dari 10 tips atau petunjuk yang dapat digunakan untuk hidup dalam damai antara seorang alpha wife dan suaminya di bawah ini.

Baca juga: Mencegah Sindrom Bill Gates dalam Pernikahan

1. Pahami Struktur Keluarga yang Sehat

Pria dan wanita diciptakan berbeda. Sudah dari sananya pria dianugerahkan kekuatan fisik yang lebih dan badan yang lebih besar, sedangkan wanita dianugerahkan kemampuan untuk menghadirkan kehidupan dan memeliharanya di tahun-tahun awal kehidupan dengan buah dadanya. Kita perlu menyadari bahwa ada rancangan awal dari Tuhan tentang struktur keluarga yang sehat. Suka tidak suka, struktur keluarga itu perlu diterapkan supaya keluarga kita bisa berfungsi dengan baik karena sudah didesain demikian.

Struktur keluarga yang dimaksud adalah di mana sang ayah sebagai kepala keluarga dan ibu sebagai pengelola keluarga. Dapat dikatakan suami adalah CEO dan istri adalah direktur operasional. Keduanya setara dalam derajatnya, tidak ada yang lebih rendah, tapi tidak berarti suami dan istri tidak ada hirarki.

Seorang suami dalam keluarga yang sehat harus menjadi kepala keluarga yang menentukan ke mana keluarga itu mau dibawa. Tanggung jawab yang besar ini seharusnya tidak boleh dibebankan kepada istrinya (kecuali tentunya dalam keluarga di mana sang suami disfungsional, misalnya karena kecanduan, meninggalkan keluarga atau tidak bertanggung jawab). Ini artinya seorang suami harus memiliki karakter yang terpuji, punya integritas, dapat diandalkan dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

Seorang istri bukanlah babu yang harus begitu saja mengikuti perintah suami tanpa boleh mengeluarkan pendapat. Ia adalah direktur operasional yang cerdas, cakap mengatur rumah tangganya, yang mana seluruh isi rumahnya tidak kekurangan kasih sayang. Namun demikian memang keputusan akhir dan visi keluarga dipegang oleh sang suami. Karena suami memegang tampuk pimpinan, suami sangat membutuhkan respek dan penghargaan dari sang istri. Sedangkan istri harus diberi dukungan dari suami dengan menunjukkan kasih sayangnya kepada istrinya baik secara verbal maupun non verbal.

Saya sering menemukan banyak istri-istri yang kecewa pada suaminya sehingga mereka memberikan judgement-judgement yang seringkali merendahkan suaminya sendiri, padahal hal ini sangat menghancurkan hati seorang lelaki.  Bahayanya adalah hal tersebut tanpa disadari merupakan jalan tol menuju perselingkuhan.

Mungkin banyak kaum feminist yang tidak setuju dengan adanya role konvensional mengenai suami-istri seperti ini, tapi suka tidak suka, kenyataannya role seperti inilah yang bisa berfungsi dengan baik. Terbukti, bahkan di negara-negara maju pun kenyataannya tetap sama, struktur keluarga yang sehat selalu suami sebagai kepala dan istri penolong, atau dengan bahasa modern tadi: suami CEO, istri COO.

2. Menyadari Bahwa Kesuksesan Juga Adalah Anugerah Tuhan

Sebagian dari istri-istri yang mempunyai jabatan maupun penghasilan yang lebih tinggi daripada suami mengeluh, karena merasa suami-suami mereka tidak segigih mereka. Ada istri-istri yang usaha sendiri dan mampu menghasilkan penghasilan yang melimpah, sedangkan suami-suami mereka mentok dalam karir mereka sebagai manajer menengah. Kemudian mulailah suami-suami merasa “diteror” oleh istri mereka. Istri-istri memojokkan dan menghakimi suami-suami mereka, tujuannya adalah supaya suami-suami mereka melesat maju, mengalahkan mereka sehingga mereka “layak” menjadi kepala di atas para istri.

Memang terkadang ada suami-suami yang kurang bertanggung jawab sehingga istri-istri yang bekerja keras jauh lebih sukses dalam karir mereka. Tetapi seringkali tidak demikian yang terjadi. Terkadang karir para suami terbentur pada perusahaan tempat mereka bekerja, terutama karena sebagai karyawan, mereka tidak mampu mengatur kapan mereka bisa dipromosikan dan naik gaji. Kadang para alpha wife tidak memahami keterbatasan-keterbatasan ini karena mereka sudah berjuang dengan gigih dan mereka berhasil. Di sini kita perlu sama-sama menyadari bahwa kesuksesan kita merupakan anugerah Tuhan juga, bukan semata-mata karena kemampuan dan ketekunan kita.

Dengan upaya yang sama bahkan lebih besar, lebih banyak orang yang tetap tidak mampu mencapai lebih tinggi daripada orang lain. Terlalu banyak faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan yang berperan dalam menentukan seberapa tinggi yang Anda akan capai, walaupun dalam kondisi normal (tidak krisis seperti pandemi sekarang) kegigihan pasti akan menghasilkan kesuksesan.

Jadi ingatlah selalu bahwa kesuksesan memang betul akibat kegigihan kita, tetapi seberapa sukses kita, Tuhanlah yang menentukan.

3. Dapatkan Kunci Hidup dalam Konflik yang Tiada Berkesudahan

Power struggle dalam kehidupan rumah tangga biasanya adalah konflik menahun yang terus-menerus terjadi. Konflik tersebut terus terjadi sehingga seakan-akan konfliknya tiada berkesudahan. Sebabnya adalah karena akar dari semua konflik yang tidak berkesudahan adalah: kurangnya saling berbagi, saling mengakui dan saling menghargai nilai-nilai dan mimpi satu sama lain.

Saya ingat ada sepasang suami istri yang punya kasus alpha wife, di mana jabatan dan penghasilan suami kalah dengan istrinya. Istrinya merasa sang suami kurang gigih, karena ia merasa ia bekerja lebih keras daripada suaminya.  Ia mulai marah-marah dan tidak puas dengan suaminya. Ternyata masa lalunya ia berasal dari keluarga yang berkekurangan, dan ia harus berjuang setengah mati untuk bisa kuliah. Ia memandang perjuangan suaminya “tidak ada apa-apanya” dengan perjuangannya. Padahal, sesungguhnya istrinya itu tidak merasa aman kalau sang suami tidak bekerja “keras”. Ia secara tidak sadar takut bahwa keluarganya akan kembali dalam kemelaratan seperti keluarga asalnya dulu.

Di sisi lain, sang suami yang sebenarnya juga punya jabatan di perusahaan multinasional, merasa pencapaiannya sudah cukup tinggi, dan merasa “Apa lagi yang harus diraih? Kapan cukup itu cukup kalau masalah uang, bukankah sekarang juga sudah berkecukupan, bahkan kelebihan?” Sang suami melihat justru keluarga asalnya dulu yang kaya raya itu kurang punya perhatian kepada anak, sehingga ia ingin menebusnya dengan meluangkan banyak waktu dengan keluarganya, dan tidak menghabiskan waktu untuk lembur di kantor, atau membuat usaha baru.

Karena itu, ceritakanlah mimpi-mimpi Anda, nilai-nilai apa yang Anda pegang selama ini dalam hidup Anda, apa pengalaman-pengalaman masa lalu Anda yang membentuk Anda memiliki prinsip dan pemikiran yang menyebabkan konflik yang terus-menerus terjadi itu. Dan kemudian saling memahami apa yang menjadi mimpi, nilai dan masa lalu pasangan Anda tersebut.

4. Suami: Berjuanglah untuk Istri Anda

Ini tips untuk para suami. Istri Anda yang alpha wife sangat membutuhkan Anda untuk bisa memimpin dirinya. Karena itu, tunjukkanlah perjuangan dan upaya serta kerja keras Anda. Walau hasilnya tentu ada di tangan Tuhan, bukan berarti Anda tidak perlu berjuang.

Hargai istri Anda dengan: Tingkatkan kompetensi Anda! Lipatgandakan usaha Anda! Go the second mile!

5. Istri: Dukunglah Suami Sesuai dengan Goalnya, Bukan Goal Anda

Untuk para alpha wife, dukunglah suami Anda sesuai dengan goal yang dimiliki suami Anda, bukan goal Anda sendiri. Karena itu cobalah untuk tidak menuntutnya sesuai standar Anda. Tetapi cobalah untuk mengcoachnya, menantangnya untuk bertumbuh tanpa merendahkannya, dan membantunya mendapatkan awareness dan melihat blind spot-nya bukan dengan cara menggurui maupun menghakiminya, tetapi dengan bertanya dan mendukungnya.

Selengkapnya 10 tips tersebut dapat disimak melalui webinar recording: Making Peace with The Alpha Wife.

Bagaimana pendapat Anda?